Blogger Widgets

Saturday, September 24, 2011

Antara Door Prize dan Wejangan Sang Founding Father (notes)

Kemarin kantor ceritanya berulang tahun, atau istilah kerennya annual party, yang ke-36 tahun. Hari itu saya memang agak bersemangat berangkat pagi-pagi, karena selain memegang nomor door prize untuk diundi dengan hadiah-hadiah yang lumayan, saya juga ingin tahu bagaimana acaranya, karena belum pernah ikutan, maklum new comer.

 
Prosesi acaranya lumayan terencana, acara bisa dikelola dengan baik oleh Event Organizer yang ditunjuk perusahaan, diawali dengan pemukulan tambur oleh Bapak Founding Father atau presiden komisaris kemudian kami memasuki gedung. Acara terkesan megah dan mewah, karena mungkin tempat berlangsungnya acara dilaksanakan di teater dengan bangku-bangku yang berjejer menurun dari atas ke bawah, panggungya dilengkapi gorden raksasa warna emas, di sisi kiri dan kanannya ada big screen yang memutar logo-logo perusahaan. Dengan suasana temaram dihiasi permainan lighting kami disambut oleh tari-tarian dari beberapa daerah, diikuti band dengan aliran kotemporer yang memadukan antara alat musik tradisional dan modern, riuh tepuk tangan menggema mengagumi apa yang ditampilkan.

Pembawa acara pun kemudian menyapa, dan memandu yel-yel perusahaan, Teriakan Jaya! Jaya! menggema dalam gedung.

Suasana kemudian hening, Ibu President Director naik ke atas panggung memberikan sambutan, wejangan, ucapan terima kasih, visi dan misi, business horizon dsb diakhiri dengan mengutip ucapan CEO terkenal Jack Welch "perusahaan yang mempunyai kemampuan belajar dan mampu menerapkannya dengan cepat,maka perusahaan tersebut akan memperoleh kemajuan." Begitulah kira-kira terjemahan bebasnya, tepuk tangan pun menggema.

Berikutnya, bapak Founding Father kami yang naik ke atas panggung, yang menarik adalah bukannya pidato tentang pembicaraan bisnis dengan istilah-istilah yang njelimet yang disampaikan,tapi dari keseluruhan pidatonya beliau hanya (tidak berarti cuma) menekankan: "Jangan lupa sholat, karena kesuksesan yang kita raih semata-mata merupakan kasih sayang Allah."

Salut sekaligus terharu, setelah banyak yang beliau raih hingga saat ini, beliau dengan rendah hati tetap bersyukur. Bukan tidak mungkin bahwa prinsip beliau tesebut jugalah yang selama ini jadi faktor dan mendasari setiap kesuksesannya.

Di tengah acara yang sedang berlangsung, pembawa acara mengumumkan bahwa Bapak tidak bisa melanjutkan mengikuti acara hingga selesai dikarenakan ada acara di tempat lain yang juga penting. Namun, pembawa acara mendapat amanat dari Bapak agar kami semua "jangan lupa sholat." Serius loh, beliau bilang "Jangan lupa sholat." Saat itu beberapa saat lagi masuk waktu dzuhur.

Beberapa waktu kemudian, saya dan teman-teman kebingungan dan bertanya tanya, masjid di mana? Beberapa teman kemudian meninggalkan acara dan ke sana kemari mencari mushola atau masjid. Setelah bingung nyari teryata mushola tepat persis di belakang gedung dan kami bisa melihatnya. seorang kemudian berkata"kagok biar lebih gede rejekinya" dan kami pun mengikuti kata-kata tersebut menuju masjid yang lebih jauh dari gedung.

Setelah sholat, kami pun buru-buru balik lagi dan setelah makan siang kami pun masuk ke dalam gedung.

Sambil berdebar-debar, nomor-nomor doorprize pun dibacakan, apalagi ketika sebuah laptop diundi, hati semakin berdebar mengingat saya sangat menginginkan laptop dan.... rupanya bukan rejeki saya. Tapi seorang teman yang duduk di depan mengacungkan tangan, tanda bahwa dialah pemenangnya. Wow! Lumayan, beruntunglah dia.

Rupanya belum rejekinya, setelah itu kami pun beranjak dari tempat duduk untuk pulang. Ada yang lesu, kegirangan ataupun tanpa ekpresi cuek-cuek aja. Saya pun menghampiri teman yang mendapatkan grand prize tersebut dan kemudian menyalaminya. Dia adalah teman yang ikut mencari masjid dan menuruti perkataan "kagok biar lebih gede rejekinya!" pada saat mengetahui bahwa mushola ternyata ada tepat persis dibelakang gedung.

Sekarang, kalau dia ingat-ingat perkataan Bapak : "Jangan lupa sholat, kesuksesan semata-mata karunia Allah" mungkin teman saya itu sekarang akan berkata "Bener juga si Bapak!"

0 komentar: