Blogger Widgets

Saturday, October 22, 2011

Membaca Lagi Logo Apple dengan Rob Janoff


You dont know what you got till its gone. Mungkin itu kata-kata yang tepat menggambarkan perasaan ketika berita meninggalnya Steve Jobs, founder dan CEO Apple menyebar. Bahkan saya tidak menyangka ibu saya yang kesulitan mengetik sms pun alias tidak melek teknologi, sampai bertanya-tanya, "emang siapa sih Steve Jobs itu?" Ini karena berita-berita di TV sedemikian besar memberi perhatian, termasuk stasiun TV di Indonesia padahal produk Apple masih menjadi barang mewah dan
sepertinya cuma sedikit saja penggunanya di Indonesia. Sebuah tweet dari seseorang di Indonesia menggambarkan hal ini " dan sampai Steve Jobs meninggal pun saya tidak pernah punya produk Apple." Sungguh kasian sekali.
Pada hari setelah kematian Steve Jobs tiba-tiba segala hal tentang Apple dan Steve Jobs dibahas, dari mulai asal usul Steve Jobs, sejarah Apple, pemikiran-pemikiran Steve Jobs, masa depan Apple sepeninggal Steve Jobs dan sebagainya. Nah, kali ini kita akan coba bahas mengenai evolusi logonya. Evolusi logo biasanya menandai evolusi sejarah perjalanan sebuah perusahaan. Coba kita lihat :


1976-1976 - Newton Crest



Logo ini dibuat oleh Ronald Wayne yang disebut- sebut sebagai pendiri Apple yang ketiga selain Steve Jobs dan Wozniak. Logo ini menggambarkan Issac Newton sedang duduk di bawah pohon di frame-nya tertulis Newton... A Mind Forever Voyaging Through Strange Seas of Thought... Alone.

1976-1998 - Rainbow




Tahun 1977 dengan alasan bahwa logo buatan Wayne akan sulit untuk diaplikasikan pada produk-produknya, mungkin karena terlalu kompleks, dan Jobs merasa bahwa logo tersebut akan kurang sesuai dengan produk Apple II yang akan ia luncurkan, maka Jobs menyerahkan desain logo pada sebuah biro advertising Regis and Mckenna, dan desainer yang bertanggung jawab pada saat itu adalah Rob Janoff.

Dalam wawancaranya dengan creative bits, Janoff mengungkapkan bahwa saat itu tidak ada brief yang panjang, yang ada hanya perkataan Steve Jobs "dont make it cute". Janoff hanya mengacu pada desain logo sebelumnya yang dibuat oleh Ron Wayne, setelah itu keluarlah ide logo apel yang digigit dengan warna pelangi. Menurut Janoff, gigitan itu sengaja ia tambahkan untuk mengidentifikasikan bahwa gambar tersebut merupakan apel bukan tomat.

Sebenarnya dia mempresentasikan dua versi logo yaitu versi yang dengan gigitan dan tanpa gigitan, jaga-jaga kalau Steve jobs merasa versi dengan gigitan terlalu cute. Dalam interviewnya Janoff berkata "Fortunately he went with the one that gave it the most personality with the bite. Frankly it was a no brainer and you would miss the mark if you don't show some kind of an apple". Beruntungya Jobs memilih logo yang mempunyai personality, karena jika memilih yang tanpa gigitan akan terkesan tanpa didasari pemikiran mendalam (no brainer) dan akan kehilangan tanda bahwa itu adalah apel.

Janoff menambahkan bahwa budaya hippy turut mempengauhi elemen-elemen garis pelangi pada logo, namun yang paling kuat yang mendasari hal tersebut sebenarnya adalah pertimbangan bahwa Apple II yang akan diluncurkan merupakan komputer rumah atau komputer personal pertama yang bisa menghasilkan image berwarna pada komputer. Jadi garis pelangi pada logo Apple yang kedua ini mengambarkan color bars pada layar komputer. Garis-garis berwarna ini juga merupakan usaha agar logo ini bisa diterima semua kalangan terutama untuk anak muda.
Janoff sebenarnya mendapat kritikan dari atasannya yang berkomentar tentang logo yang dibuatnya "jika ini adalah perusahaan baru yang memproduksi stationeri dengan semua warna ini mereka akan bangkrut sebelum mereka memulai bisnis." Namun ternyata Steve Jobs menyukai ide logo apel pelangi ini, menurut Janoff ini karena Jobs merupakan orang yang menyukai pemikiran out of the box.

Menurutnya pada masa itu penampilan logo tersebut cukup berbeda dibanding yang lain. Pada masa itu merek-merek komputer mempunyai nama-nama yang bernuansa teknikal, misalnya TRS-80. Itu kenapa nama Apple menjadi berharga karena berbeda dari yang lain, nama tersebut sangat basic dan memutuskan untuk menggunakan warna semacam itu merupakan hal yang sangat penting, kata Janoff.

Banyak versi tentang konsep atau cerita logo ini dari mulai dilatar belakangi oleh kisah Adam dan Hawa, sejarah hidup Alan Turing (bapak ilmu komputer) dan konotasi istilah byte dan bite. Kecuali latar belakang istilah bite dan byte, Janoff menolak latar belakang konsep Adam dan Hawa serta sejarah hidup Alan Turing. Dengan jujur Janoff mengakui, bahwa alasan kenapa dia menambahkan elemen gigitan pada logo apelnya adalah hanya ingin menunjukkan bahwa itu adalah apel bukan buah chery. "Anyway, when I explain the real reason why I did the bite it's kind of a let down. But I'll tell you. I designed it with a bite for scale, so people get that it was an apple not a cherry."

Tapi tidak sesederhana itu juga, Janoff tetap mempertimbangkan bagaimana secara visual orang-orang mengetahui bahwa itu apel? dengan cerdas Janoff mempertimbangkan secara lintas budaya bahwa jika orang melihat apel dan menggigitnya seperti itulah tampilan gigitan apel atau begitulah kebanyakan dalam berbagai budaya cara orang menggigit apel. Ciri khas itulah yang akan membedakan antara apel dan buah chery atau tomat.

Lucunya, mengenai istilah bite atau gigit yang disamakan dengan istilah byte ternyata bukan berasal darinya tapi dari creative director-nya. Katanya setelah selesai mendesain logo Apple sang Creative Director memberitahu bahwa dalam komputer ada istilah byte . "Well you know, there is a computer term called byte". And I was like: "You're kidding!" So, it was like perfect, but it was coincidental that it was also a computer term. At the time I had to be told everything about basic computer terms. Jadi konsep bite = byte ternyata tanpa sengaja dan kepikiran setelah logo itu dibuat.

1998 - sekarang Monokrom



Pada tahun 1997 Steve Jobs kembali ke Apple setelah sebelumnya didepak. Jobs kembali memikirkan asetnya yaitu logo Apple yang sudah dikenal di dunia dan dia ingin lebih menonjolkan lagi logo Apple pada setiap produknya. Tapi untuk saat sekarang, menempatkan logo Apple berwarna pelangi pada produk-produk Apple akan keliatan kurang pas dan tidak up to date malah mungkin bisa dimaknai kekanak-kanakan. Misi Jobs kembali ke Apple salah satunya adalah merubah image Apple dari perusahaan bangkrut ke perusahaan yang memproduksi produk-produk terkini dan ia membutuhkan logo baru yang sesuai. Sehingga munculah logo Apple dengan warna monokrom dengan nuansa lebih futuristik. Rob Janoff mengatakan bahwa walaupun sekilas kelihatan sama tapi bentuk logo sudah mengalami perubahan dan konsultan identity Landor and Associates yang banyak berperan dalam hal tersebut.

Satu yang saya pelajari dari membaca lagi evolusi logo Apple ini adalah bagaimana Apple dan Steve Jobs tetap konsisten dengan visinya yang ingin selalu menjadi perusahaan yang inovatif dan selalu tampil beda dan hal ini telah dicanangkan dari awal. Jika kita ingat lagi logo Apple yang dibuat Ronald Wayne dengan tagline-nya : Newton... A Mind Forever Voyaging Through Strange Seas of Thought... Alone. Newton adalah representasi makna inovasi, yaitu seorang yang terus berpikir dalam lautan misteri pengetahuan dan kata Alone melambangkan berani berjuang sendiri mengikuti kata hati dalam proses inovasi tersebut.

Ketika membaca ulasan-ulasan di media massa tentang Steve Jobs, dan membaca kembali evolusi logo Apple ternyata karakter inovasi dan pembeda memang melekat dalam diri Steve Jobs dan Apple, dan itu dia pertahankan sejak awal dia mendirikan Apple sampai sekarang dan mungkin oleh penerusnya di masa datang.

Visi inilah yang mungkin menjadi salah satu faktor kesuksesan Apple.

0 komentar: